Apa Kata Sains Terhadap Penampakan Hantu?


Pernahkan kamu melihat hantu? Sebenarnya apa itu hantu, apakah hanya segumpalan stigma negative sehingga apa membuat apa yang kita lihat hanya segumpalan energy negative akibat stigma negative difikiran kita.

Pertama-tama untuk membahas dari sisi sains fisika kita harus tahu dulu hantu itu terbuat dari apa. Ada banyak orang awam yang bilang kalau hantu itu adalah energi. Tapi, pemahaman awam tentang “energi” yang biasanya dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus tentu beda dengan pengertian fisikanya.

Menurut paham awam, terutama yang mempercayai hal-hal ghaib, bagi mereka energi adalah sesuatu kekuatan yang dapat mempengaruhi situasi, perasaan, dan keadaan seseorang bersangkutan yang dikenai “energi” itu. Dalam konteks hantu, energi yang dimaksud adalah energi negatif, karena keberadaan makhluk halus yang satu ini disinyalir dapat menciptakan rasa takut, cemas, tidak enak, bagi yang “merasakannya”/melihatnya. Padahal, dalam dunia sains fisika, energi sendiri adalah suatu ukuran kemampuan dalam melakukan kerja, diukur dalam satuan Joule. Pemahaman ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan hantu. Bahkan dalam fisika, energi negatif masih berupa konsep yang masih terus diperdebatkan.

Meskipun begitu, tetap saja ada pemahaman yang mencoba menghubungkan hantu dengan energi yang didefinisikan dalam dunia fisika.

Jika ditanyakan apa alasannya, banyak dari antara mereka mengaitkan keberadaan hantu dengan hukum kekekalan energi, yaitu hukum yang mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan, tapi dapat diubah bentuknya.

Mereka berpendapat jika ada seseorang yang meninggal, energi yang tersimpan dalam tubuhnya akan langsung terkonversikan menjadi “energi” yang mereka sebut sebagai hantu.

Padahal proses perubahan energi tidaklah seperti itu. Energi yang tersimpan di tubuh kita nyatanya akan diterima oleh hewan yang mengurai tubuh kita. Selain oleh hewan pengurai (dekomposer), sisa nutrisi dan mineral dalam tubuh kita pun akan diserap oleh tumbuhan yang hidup di sekitar jasad, menyediakan energi bagi tumbuhan untuk hidup.

Selain dikatakan energi, banyak juga orang yang berkata bahwa hantu adalah suatu materi yang tidak kelihatan. Tapi, apakah ada bukti untuk pernyataan tersebut? Jawaban singkatnya, tidak.

Dalam sains fisika, materi adalah suatu hal yang menempati ruang dan memiliki massa. Hingga sekarang tidak dikenal satu pun partikel yang dapat menyusun hantu. Tak ada pula seorang pun yang dapat menimbang massa dari hantu.

Secara tidak langsung misteri keberadaan hantu dipatahkan melalui eksperimen fisika partikel terbesar di CERN dengan Large Hadron Collider. LHC sendiri adalah mesin akselerator partikel tercepat dan terbesar di dunia. Dengan menumbukkan partikel yang memiliki kecepatan tinggi, para peneliti dapat mengetahui bagaimana partikel saling berinteraksi. Selain itu, mereka juga dapat mengetahui apa saja penyusun suatu partikel.

Profesor Brian Cox mengatakan jika hantu memang bisa dijelaskan secara fisika, seharusnya materi yang menyusun hantu itu dapat ditemukan setelah atom terpecah menjadi beberapa bagian subatomik.

Secara logika sederhananya, jika hantu adalah suatu materi, harusnya hantu ini dapat berinteraksi dengan materi sekitar yang jelas-jelas dapat kita lihat. Selain itu, harusnya semua orang dapat melihatnya. Tapi kenyataannya tidak semua orang dapat melihatnya, bahkan ketika beberapa orang itu berkumpul di tempat yang sama dan pada waktu yang sama. Hal ini karena hantu bukanlah suatu materi.

Seperi yang kita tahu, alam semesta tersusun atas materi dan energi. Jadi, jika hantu bukan keduanya, maka hantu dapat dikatakan tidak ada.

Lalu, kenapa ada beberapa orang yang dapat melihat atau sekadar merasakan keberadaan hantu?

Sebenarnya ada banyak faktor ilmiah yang dapat membuat seseorang melihat hantu, namun penyebab yang paling umum adalah sebagai berikut :

1. Efek psikologis
Efek psikologis yang dimaksud disini adalah efek yang akan dirasakan seseorang akibat pemikirannya sendiri atau akibat apa yang ia dengar dari orang lain. Contohnya, rumor yang beredar dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap sesuatu melalui alam bawah sadarnya. Jika seseorang diberi tahu bahwa tempat A adalah tempat berhantu, ia akan memikirkan hal tersebut secara terus menerus dan akhirnya otak akan menciptakan suatu ilusi yang kemudian ia sebut hantu.

2. Efek Neurologis
Seseorang yang mengidap suatu gangguan neurologis/kejiwaan tertentu seperti skizofrenia seringkali mengalami halusinasi. Halusinasi inilah yang menyebabkan penderitanya melihat atau mendengar hal-hal yang aneh. Penyakit yang disebabkan oleh perpaduan dari genetik, lingkungan, dan ketidakseimbangan senyawa kimia di otak ini membuat otak seseorang tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Akibatnya, penderita kesulitan membedakan mana yang realita dan khayalan. Hal ini membuat penderita seringkali salah mempersepsikan khayalannya sendiri sebagai suatu kenyataan.

Selain karena adanya penyakit skizofrenia, ternyata halusinasi juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lainnya. Yang paling umum di antaranya adalah akibat kurang tidur. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tidur cukup untuk menjaga kesehatan otak kita.

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan di artikel ini, bisa kita simpulkan bahwa fisika tidak dapat menjelaskan keberadaan hantu. Itulah kenapa untuk kajian hantu dll ada bidang sendiri bernama “Metafisika” atau bahasa kerennya adalah “Beyond Physics”.

Jadi menurutmu, apakah hantu itu memang ada disekitar kita? Atau memang hanya sekumpulan energy negative dari pikiran kita?

Referensi :
Wikipedia. Negative energy.
https://warstek.com/2019/09/13/hantu/

Subscribe to receive free email updates: