Musim Hujan, Warga Cirebon Timur Mulai Was-was Banjir

Saluran sekunder yang membelah Desa Losari Kidul dan Losari Lor sempat limpas. Air saluran tersebut masuk ke pemukiman dan menggenangi jalan. Kondisi tersebut terjadi, akibat sedimentasi yang sudah parah dan sampah yang menumpuk di saluran sekunder.

CIREBON - Hujan deras yang mengguyur hampir merata di wilayah Kabupaten Cirebon wilayah timur, Rabu (22/11) malam membuat sebagian warga yang tinggal di sekitar sungai dan saluran irigasi, ketar-ketir terjadi banjir. Terlebih, hujan yang turun saat itu begitu deras dan lama.

Benar saja, saluran sekunder Losari yang membelah sejumlah desa mulai dari Losari Kidul, Losari Lor, Barisan dan Astanalanggar meluap. Air tumpah ke jalan dan mulai masuk ke pemukiman. Namun untungnya, air luapan saluran sekunder tersebut tidak sampai masuk ke dalam rumah-rumah warga.

Salah satu faktor penyebab luapan saluran sekunder tersebut, adalah kondisi sungai yang sudah sangat buruk. Selain karena sedimentasi, pada badan sungai juga terdapat banyak sekali sampah akibat oknum warga yang kurang disiplin dalam mengelola sampah dan memilih membuangnya ke saluran sekunder.

Selain kerepotan menghadapi air limpasan dari saluran sekunder, warga juga dipusingkan dengan keberadaan sampah yang selain menghambat laju air, juga sebagian terbawa ke pemukiman dan mengotori jalan.

Warga Desa Losari Kidul Dedi kepada Radar Cirebon mengatakan, jika kondisi tersebut sudah berlangsung sejak malam hari sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, debit air di saluran sekunder secara perlahan naik dan mulai melimpas ke jalan desa.

“Utamanya karena persoalan sedimentasi yang tak kunjung dinormalisasi. Sudah sangat tinggi sedimentasinya, belum ditambah sampah. Diguyur hujan sebentar kemarin malam saja sudah langsung luber. Padahal hujan hitungannya turun masih belum ekstrem,” ujarnya.

Menurutnya, warga sekitar khawatir kondisi lebih buruk bakal terjadi lagi saat memasuki puncak musim hujan. Pasalnya, sampai saat ini belum ada upaya nyata yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi risiko bencana di wilayah tersebut.

“Warga jadi khawatir. Ini baru awal musim hujan air sudah luber. Bagaimana kalau hujannya sudah tiap hari? Harus ada penanganan darurat minimal untuk mengurangi risiko bencana banjir akibat limpasan air dari saluran sekunder,” imbuhnya.

Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Losari Lor H Sopan kepada Radar Cirebonmenuturkan, saat ini pihaknya secara swadaya mulai melakukan pembersihan sampah-sampah yang menghambat laju air dan membersihkan sampah-sampah yang menyangkut di jembatan penyeberangan ataupun di tempat lainnya.


Menurutnya, selain karena faktor pendangkalan, sampah-sampah yang berada di saluran sekunder tersebut lah yang menjadi pemicu banjir. “Ini untung masih belum parah. Masih fase awal, kita lakukan kerja bakti. Kita gerakan warga untuk membersihkan sampah agar air lancar,” ungkapnya. (radarcirebon)

Subscribe to receive free email updates: